WAFAT DAN DIMIMPIKAN BERADA DI ISTANA YANG LUAS



WAFAT DAN DIMIMPIKAN BERADA DI ISTANA YANG LUAS

WAFAT DAN DIMIMPIKAN BERADA DI ISTANA YANG LUAS

Ada kisah lain yang mengagumkan. Kisah ini disampaikan oleh suami wanita yang telah meninggal dunia dalam usia 33 tahun, tepatnya pada tahun 1418 H, tanpa ada sesuatu yang aku sembunyikan, dan juga tanpa aku tambah dan kurangi. Jika aku sampaikan kepada para pembaca, rasanya pembahasan ini singkat, tetapi maknanya begitu luas. Aku sangat termotivasi untuk menulis kisah ini agar dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh pembaca.
            Suaminya berkata, “istriku sangat baik. Waktunya banyak dipergunakan untuk berdakwah kepada Allah SWT. Semangatnya yang membara telah membuatnya termotivasi untuk berdakwah bersamaku keluar dari Arab Saudi selama sebulan, bahkan kadang-kadang lebih.
            Pada hari itu, dia berbicara tentang dakwah dengan penuh semangat, dan ini merupakan kebiasaannya. Namun perhatianku kepadanya tidak seperti hari itu. Tiba-tiba dia mulai menasehati kami dan anak-anak. Pada malam itu dia merasa letih. Dia lalu pergi ke rumah sakit untuk melakukan chek up.
            Hasil chek upnya menyebutkan bahwa dia dalam keadaan sehat dan baik, dia masuk rumah sakit pada hari Selasa. Keesokan harinya yaitu pada hari Rabu, keadaan itu mestinya tidak menyebabkan kebingungan, tetapi orang yang bersamanya di ruangan itu selalu mendengar dia mengulang ayat Al Qur‘an surat Al Kahfi ayat 28, yang artinya :

 “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al Kahfi : 28)
            Pada hari Kamis setelah dia melaksanakan shalat Dhuha, dia menghubungiku dan meminta kerelaanku jika dia selama ini kurang mampu melayaninya. Ketika itu dia selalu mengulang-ulang mengucapkan kalimat syahadat. Aku segera pergi ke rumah sakit secepatnya, sedangkan di waktu dhuha tidak diperkenankan membesuk orang yang sakit. Aku lalu menghubungi istriku dari ruang tunggu. Dia terlihat selalu mengulang-ulang membaca kalimat syahadat dan mengucapkan, “La ilaha illallah.” Sungguh kematian pasti didahului dengan kondisi sekarat. Aku bersaksi bahwa kematian itu benar adanya. Demikian juga dengan surga, neraka, hari kiamat benar, dan para nabi itu memang benar. Tiba-tiba sambungan telepon terputus. Aku berusaha menghubungi orang yang bertanggung jawab, sekali lagi, tetapi mereka menolak memberiku izin untuk membesuk istriku.
            Aku meminta kesempatan kepada dokter, namun dokter mengatakan istriku tidak ada apa-apa. Tetapi dia perlu dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Ini untuk yang pertama kalinya, wanita yang berada dalam sakaratul maut dinyatakan seperti itu. “Istrimu tidak apa-apa,” tuturnya.
            Namun ketika suaminya sedang berbicara dengan dokter, pada saat itulah roh istrinya dicabut, setelah dia membaca surat Al Kahfi ayat 28. Lisannya tidak lupa mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia lalu wafat sebagaimana yang diceritakan wanita yang duduk disampingnya. Suaminya berkata, “Setelah wafatnya, saya sering bermimpi tentang istri saya, dan mimpi-mimpi itu hampir sama dengan hari-hari sebelumnya. Dalam mimpi itu, aku melihat istriku berada di istana yang luas, memakai baju hijau, dan dalam keadaan yang baik.” Subhanallah.., itulah surga yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi orang-orang yang bertaqwa.
            Semoga Allah menyayangimu wahai wanita daiyah, memperluas surgamu, tenang dan damai di sisi-Nya. Karena engkau telah mendapatkan anugerah husnul khatimah.

 (Dikutip dari buku “KESAKSIAN PEMANDI JENAZAH; Kisah-Kisah Nyata Husnul Khatimah dan Su‘ul Khatimah)



1 komentar:

  1. YA ALLAH... AKU INGIN MATI SEPERTI WANITA ITU...BERILAH AKU IMAN SEPERTI WANITA ITU YA ALLAH...

    BalasHapus